Tuesday, February 8, 2011

Review Lensa Sony 70-300mm F/4.5-5.6 G SSM



Dengan cakupan rentang tele medium ke tele panjang, lensa 70-300 mm menjadi sangat popular dan saat ini semua pabrikan merilis lensa ini sebagai salah satu portfolio jajaran lensanya.

Review kali ini mengulas lensa Sony 70-300mm F/4.5-5.6 G SSM yang kompatibel dengan A-mount Sony Alpha.

Memperhatikan harga yang cukup premium (sekitar 7.5 juta rupiah) , tentunya menjadi pertanyaan dengan harga yang 3x lipat dibandingkan Sony 75-300mm F/4.5-5.6 lens, apa saja yang akan kita dapatkan ?

Dengan konstruksi optik 16 elemen dalam 11 grup , Fisik lensanya cukup kokoh dengan finishing matte coating hitam yang berbeda dengan kebanyakan lensa Sony lain. Karena termasuk dalam jajaran lensa “G” yang menjadi kasta tertinggi pada lensa Sony Alpha, ada beberapa fitur tambahan yang tidak dimiliki lensa lainnya seperti

1. Tombol Focus Hold, yang memungkinkan kita mengunci focus setelah ketajaman gambar didapatkan. Selama kita menekan tombol ini, focus lensa tidak berubah sama sekali walau tombol shutter kita tekan. Sangat bermanfaat untuk rekomposisi subjek foto kita.


2. SSM (Super Sonic Wave Motor), dengan mekanisme kerja motor ultrasonik, maka kerja AF lensa ini menjadi sangat halus dan senyap.

3. Focus Limiter Switch untuk mempercepat kerja AF kamera dengan membatasi jarak subjek foto.

Walau panjang lensa berubah waktu proses zooming, ketika focus dilakukan tidak ada perubahan panjang lensa lagi. Juga bagian depan lensa sama sekali tidak berputar sehingga sangat membantu fotografer misalkan saat menggunakan filter CPL.

Berikut adalah sampel foto dengan memakai lensa ini di body Sony Alpha 900 (Lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa, Sholat Ied 2010.







Dari 2 contoh foto ini, hasil cropped sekalipun memberikan kesimpulan : lensa ini sangat tajam walau pada posisi wide open, bahkan pada setiap rentang zoom ! Jadi tidak ada keraguan sedikitpun walau memakai lensa ini pada setting diafragma wide open sekalipun.

Hal ini sangat menyenangkan karena lensa ini mampu memberikan reproduksi warna yang sangat halus, tajam pada setiap focal length, AF yang sangat senyap dan akurat.

Jika dibandingkan dengan Sony 75-300mm F/4.5-5.6, lensa Sony 70-300mm memiliki keunggulan yang sangat signifikan terhadap kontrol Chromatic Aberration, juga lebih bagus menangani flare , kontras yang lebih bagus dan lebih tajam pada posisi wide open. Selain itu dengan akurasi focus yang lebih baik pada posisi tele panjang, AFnya pun lebih cepat (walau tidak signifikan) dan fisik lensa yang lebih kokoh ketimbang 75-300mm. Jadi pertimbangannya dengan perbedaan harga yang 3x lipatnya, lensa 70-300mm lebih baik dalam segalanya dibandingkan dengan 75-300mm.

Karena ukuran fisiknya yang cukup ringkas, ringan dan sangat mumpuni, lensa ini sangat cocok untuk travelling. Sangat direkomendasikan untuk dimiliki !

Mengenal System kamera Sony Alpha


Meskipun cukup terkenal di dunia digital imaging, Sony sendiri belum banyak dikenal secara luas sebagai pabrikan yang memiliki lini produk SLR yang cukup solid seperti halnya Cybershot maupun Handycam. Untuk itu, artikel ini akan memberikan uraian singkat mengenai system kamera Sony Alpha DSLR yang tergabung dalam Divisi Digital Imaging System Sony Corporation seperti halnya Handycam dan Cybershot.

Berawal dari pengakuisisian aset Konica-Minolta di tahun 2005, Sony mengadopsi nama "α" (baca : Alpha) untuk dudukan lensa AF Minolta yang dipakai untuk system SLR Digitalnya. Jadi, walau baru pertama kalinya Sony secara resmi berkiprah di SLR Digital, Sony Alpha memiliki sejarah yang sangat panjang berkat teknologi kamera dan color meter yang dimiliki berasal dari Minolta yang terkenal sangat inovatif dalam meluncurkan produknya.

Sebagai produsen semikonduktor dan sensor terkemuka yang memasok hampir ke semua produsen kamera digital dunia, Sony mengukuhkan kemampuannya sebagai produsen digital imaging yang sangat solid karena teknologi yang dimilikinya mampu dibuat dalam 1 atap tanpa perlunya pasokan pihak ke tiga. Ini diwujudkan dengan tag promosi “Image 3” yang mengusung “BIONZ” Image Processor, ”Sony Lenses” dan “Exmor Sensor”

Keunikan Sony Alpha

Dengan dukungan teknologi Minolta yang terdepan dalam teknologi pengukuran cahaya (metering) dan warna (Color metering), Sony Alpha memiliki beberapa fitur unggulan yang saya jabarkan dalam :

Body Kamera

In-camera Image Stabilization (semua model) >> hasil foto sangat tajam karena tanpa elemen optic bergerak seperti halnya modul penstabil gambar di lensa

Eye Start AF (semua model) >> otomatisasi yang menyiagakan kamera agar segera aktif saat mata mulai membidik viewfinder.

Dynamic Range Optimizer (semua model) >> kemampuan untuk meningkatkan detil gambar terutama pada area shadow maupun highlight hanya dengan sekali jepret.

Intelligent Preview (A850/A900) >> “Polaroid Digital” yang sangat membantu fotografer menentukan setting kamera yang tepat seperti WB, exposure

AutoHDR (A450/500/550/560/580/33/55/NEX) >> kamera secara otomatis memotret 3 kali dan menggabungkannya menjadi 1 gambar untuk mendapatkan detil yang lengkap dari subjek foto

Smile Shutter (A450/500/550/560/580/33/55/NEX) >> Shutter otomatis aktif jika subjek foto tersenyum

Face Detection (A560/580/33/55, NEX) >> deteksi wajah subjek yang memungkinan AF langsung bekerja tanpa menekan tombol shutter

Sweep Panorama (A560/580/33/55, NEX) >> pemotretan panoramic hanya dengan menggeser kamera secara handheld

Handheld Twilight (A560/580/33/55, NEX) >> pemotretan beruntun yang menggabungkan beberapa gambar untuk mendapatkan hasil foto yang sangat tajam walau kondisi cahaya redup.

Lensa

Ada 3 jenis penggolongan lensa Sony yakni Carl Zeiss, G lens dan Sony Lens.

Kerjasama dengan Carl Zeiss sudah dimulai oleh divisi Handycam membuahkan hasil yang sangat manis. Saat ini hanya Sony Alpha yang satu-satunya pabrikan kamera yang memiliki lensa Carl Zeiss AF. Ada 6 lensa (DT 16-80 mm f/3.5-4.5, 16-35 mm f/2.8 ZA SSM, 24-70 mm f/2.8 SSM, 24 mm f/2.0, 85 mm f/1.4, 135 mm f/1.8) yang bisa dijadikan pilihan menarik.

Untuk kategori G lens, seperti halnya yang telah dilakukan Minolta maka Sony juga mendesain lensa dengan dengan standar tertinggi. Ada 5 lensa dalam kategori ini yakni 70-200 mm f/2.8 SSM, 70-300mm f/4.5-5.6 SSM, 70-400mm f/4-5.6 SSM, 35 mm f/1.4 dan 300 mm f/2.8 SSM

Kategori Sony lens dengan total 18 lensa yang terdiri dari 7 lensa zoom dan 11 lensa prime. Beberapa lensa yang memliki kemampuan sangat unik dibanding merek lain adalah 135 mm f/2.8 STF yang menjadi incaran para bokeh mania, dan lensa Reflex 500 mm AF yang merupakan satu-satunya lensa mirror AF.

5 Lensa Sony "G"


6 lensa Carl Zeiss AF for Sony

Flash Head yang bisa rotasi


Aksesoris :

Fitur eksklusif pada system flash Sony Alpha adalah kemampuan Quick-Shift Bounce System (Speedlite HVL-F58AM) yang memungkinkan Anda memutar flash head ke posisi horizontal di saat kamera sedang berada pada posisi vertikal. Dengan sistem ini, sinar dari flash dapat memenuhi bidang pemotretan dengan merata baik untuk pemotretan horizontal maupun vertical.

Juga jangan dikesampingkan filter-filter Zeiss T* yang melegenda yang kini menjadi bagian dari aksesoris Sony Alpha seperti MC Protector, ND dan Circular Polarizer Filter.

Penutup

Saat ini Sony Alpha memiliki 3 lini produk dengan kemampuan berganti lensa yakni

Single Lens Reflex (SLR) - A290/390/560/580/850/900

Single Lens Translucent (SLT) - A33/55

Single Lens Direct view (SLD) - NEX 3/5

Dengan jajaran produk yang komprehensif dan kompetitif, sudah tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mempertimbangkan Sony Alpha sebagai system kamera yang dapat memenuhi kebutuhan pemotretan kita semua. Apalagi dengan harga yang relatif lebih ekonomis dan kualitas hasil foto yang sangat bagus menjadikan system ini sangat direkomendasikan.